GO ONLINE OR DIE!!
Sekilah judul artikel ini sangat kejam. Tapi itulah kenyataannya. Kalau Anda bersikukuh dengan tidak mau mengikuti tren karena takut bla bla bla, maka Anda akan jauh ketinggalan...


Kehadiran media sosial di era digital ini juga menjadi magnet baru dalam komunikasi. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Hal ini berdampak kepada banyaknya jumlah pengguna media sosial di Indonesia. Banyak hal-hal dan perubahan menarik yang dihasilkan anak-anak muda Indonesia lewat media sosial yang mereka punya, baik lewat blog, twitter, instagram dan juga YouTube. Di era serba digital ini, banyak hal bisa dilakukan hanya dengan duduk di depan komputer atau gadget. Hanya dengan sekali ’klik’ maka barang yang kita pesan dari luar negeri bisa segera tiba tanpa kita harus repot pergi ke pasar. Kerabat yang jauh jadi terasa dekat karena era digital memungkinkan kita berkomunikasi dengan mereka secara face to face bahkan real time.

Saya ingat pertama kali memegang sebuah telepon genggam adalah di Tahun 1997 dan tentunya saya sudah sangat ketinggalan karena beberapa teman telah menggunakan perangkat itu jauh sebelumnya. Sensasi yang saya rasakan saat itu luar biasa. Saya merasa menjadi manusia kekinian (istilah anak jaman sekarang, Red), walaupun kala itu karena masih banyak kerabat saya belum memiliki telepon genggam, maka otomatis telepon genggam saya jarang sekali berdering. Benda itu menjadi barang mewah dan sepertinya menaikkan derajat empunya.

Tahun berjalan, telepon genggam menjadi ’bukan’ barang mewah lagi. Sekarang dengan hanya tiga ratus ribu rupiah kita sudah bisa membeli sebuah telepon genggam atau delapan ratus ribu rupiah untuk sebuah smart phone. Dulu ketika kita belum memiliki telepon genggam, kita hanya pasrah menunggu anak yang terlambat pulang dari sekolah. Tapi sekarang, terlambat sedikit saja pasti kita sudah resah dan berkirim pesan terus kepada anak kita dan menanyakan kabarnya serta kapan dia pulang. Telepon genggam yang membenamkan semua aplikasi media sosial makin banyak disalahgunakan. Beragam kejahatan mulai penipuan sampai kejahatan seksual kian marak dan para pelakunya kian kreatif dalam menjalankan aksinya.

Rasanya sekarang hampir setiap orang memiliki akun di media sosial, setidaknya Facebook. Walaupun Facebook menerapkan beberapa aturan bagi penggunanya tapi tetap saja banyak yang melanggar terutama tentang batas usia yang diperbolehkan memiliki akun Facebook. Disinilah kontrol orang tua harus berperan karena banyak anak-anak di bawah umur memiliki akun Facebook dan memanfaatkannya untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Alih-alih berkomunikasi itulah yang akhirnya menyeret pengguna Facebook yang masih dibawah umur akhirnya terperangkap kejahatan yang tidak disadarinya.

Bijak menggunakan media sosial dan terus dampingi anak-anak berselancar di dunia maya, chat dengan teman-temannya diharapkan bisa meminimalkan risiko kejahatan di dunia maya. Beri pengertian pada anak-anak untuk berhati-hati dalam penggunaannya dan ceritakan pada mereka bahwa Facebook dan sejenisnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif lainnya ketimbang memasang status GJ alias Gak Jelas. Kita sebagai orang tua di jaman ini juga mau tidak mau harus sedikit luwes karena kekakuan kita justru akan membuat mereka, anak-anak kita malah melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan Populer