Subang : Bukan Hanya Tanjakan Emen

Beberapa bulan lalu, aku sempat liburan kecil ke Bandung. Setelah memilih-milih beberapa kota alternatif yang akan kami singgahi, akhirnya kami memutuskan ke Bandung saja dengan berbagai pertimbangan tentunya karena ini kondisi pandemi. Yang jelas, kami menghindari tempat liburan yang ramai so kami bisa menikmati liburan dan tentunya menghindari bahaya virus Corona.

Naik mobil, akhirnya kami pilih dengan pertimbangan menghindari transportasi umum yang padat dan berdekatan dengan orang lain. Berangkat dari Surabaya jam 1 pagi dan beristirahat sejenak di Semarang untuk Sholat Subuh sekitar 1 jam lalu kami melanjutkan perjalanan. Karena terasa ngantuk, akhirnya kami putuskan istirahat lagi di rest area Cirebon selama kurang lebih 1 jam. Dan alhamdulillah sekitar pukul 8 pagi, kami sudah sampai di Subang.

Loh kok Subang, katanya Bandung?. Iya emang mau menuju Bandung tapi kami keluar exit tol Subang karena setelah lihat peta, kayaknya lebih pendek deh rutenya daripada kami harus exit tol Bandung dan terjebak kemacetan di tengah Kota.

Gak ada ekspektasi besar dari Subang sebenarnya dan kami memutuskan untuk sarapan minum teh dan makan jagung bakar di pinggir jalan untuk mengisi perut keroncongan. Hemmm,,sebenarnya gak juga ya karena udah makan tahu bakso di Semarang tadi. Hehehehehe. Segelas teh hangat dan jagung bakar 15 ribu, alhamdulillah.


 

Sambil browsing di internet, saya baru tahu kalau Subang terkenal dengan tanjakan Emen-nya. Membaca beberapa literatur , konon di tanjakan ini selalu tercium bau belerang. Konon asal usul keangkeran tanjakan ini berasal dari seorang sopir Oplet jurusan Bandung-Subang yang bernama Emen. Saat Emen mengangkut ikan asin dari Ciroyom Bandung menuju subang pada tahun 1964 mobil yang ia kendarai terbalik dan terbakar, dan Emen tewas di tempat. Sejak peristiwa tersebut warga mempercayai bahwa arwah Emen masih bergentayangan dan sering menganggu pengendara lain terutama bagi mereka yang berani melewati jalan tersebut di malam hari. Rem blong, kendaraan tergelincir atau terperosok kerap terjadi. Naudzubillah...

Kami sendiri, pernah melewati tanjakan ini dan baru sadar setelah sampai rumah bahwa daerah yang kami lewati itu adalah tanjakan Emen. Bau belerang memang sangat menyengat dan kami hanya mengira itu adalah bau belerang dari kawasan Gunung Tangkuban Perahu.

Apa lagi yang bisa di eksplore di Subang?. Di wilayah Subang, akan banyak kita temui spot-spot foto instagramable yaitu hamparan hijau kebun teh. Oleh warga sekitar, spot-spot cantik itu di tandai dengan tulisan sehingga memudahkan wisatawan menemukan spot itu. Ada yang berbayar dan ada yang tidak. Dan aku pilih yang tidak bayar tentunya..hehehehe...kayak gini.





Nah, kalau kalian pengen mengetahui apa saja wisata Subang lainnya..klik ini ya. Dan ini adalah Video kenangan aku meng-eksplore Subang..enjoy Subang. 



Komentar

Postingan Populer