Launching Brand New Viody Fashion Syar'i
Viody
Pemain Lama Yang Ingin Naik Kelas
Waktu Fenny ferawati ngajak Saya datang ke launching nya Viody, Saya
bilang,”Lo, Viody? Itu kan pemain lama. Ngapain re-branding lagi?”. Saya
ngomong gitu bukannya tanpa dasar. Soalnya sebagai penyuka busana muslim, Saya
tahu betul kalau Viody sudah lama mondar-mandir di dunia fashion dan friendly
banget sama Surabaya. Artinya, Viody itu pemain lama, sudah terkenal, produknya
bagus, omsetnya luar biasa, terus kenapa harus re-branding?.
Saya kenal Viody karena saya tahu Viody punya outlet besar di JMP (Jembatan
Merah Plasa,Red), tapi kenapa ya, kok re-branding lagi?. Pertanyaan itu
berulang-ulang nangkring di kepala Saya. Re-branding itu gak mudah lo. Bukankah
sekarang Viody sudah di zona nyaman, artinya tinggal menikmati hasilnya, kenapa
harus susah payah membangun brand lagi sih?. Biaya untuk re-branding juga
pastilah tidak sedikit. Karena biasanya, re-branding akan merombak dan
mereparasi bisnis nyaris total. Re-branding itu merubah mindset customer. Waduh
bakalan repot dan susah banget nih.
Sebelum acara launching dimulai, Saya dengar bisik-bisik kalau Viody itu
re-branding karena mau naik kelas. Lah apa lagi ini?. Rasa penasaran Saya
sedikit terjawab, waktu Mbak Erlin-owner Viody berbicara di depan blogger,
salah satunya Saya. Dia bilang,”Dulu, Viody itu terkenal dengan kaos motifnya.
Saya bisa produksi satu motif dan model dalam jumlah besar. Sekarang, Saya
ingin Viody naik kelas. Yang biasa produksi dalam jumlah massal, sekarang Saya
produksi maksimal 30 potong saja untuk tiap modelnya”. Oh, itu toh yang
dibilang naik kelas.
Viody yang diambil dari nama anak-anak Mbak Erlin, memang sangat berjaya
kala kaos motif keluarannya menjadi idola dan tren di dunia fashion muslim. Banyak
distributor, tersebar di banyak toko dan produk yang punya ciri khas yaitu kaos
motif menjadikan Viody, merk yang paling dicari. Rupanya, kondisi itu, tidak
membuat Mbak Erlin berpuas diri. Setelah berkiprah sejak Tahun 2004, akhirnya
di awal Tahun 2016 ini Viody ‘naik kelas’ dengan hanya memproduksi dalam jumlah
terbatas sehingga Viody lebih elegan dan berkelas.
Salah satu cara mudah dan cepat dalam re-branding adalah naik kelas seperti
yang dilakukan Viody. Customer memang banyak yang meminta pakaian yang ‘gak
pasaran’, artinya, tidak banyak yang mengenakan pakaian serupa dengannya. Kesan
mewah dan berkelas akan didapat dari jumlah produk yang diproduksi dalam jumlah
terbatas. Tepat rasanya, waktu Saya tanya ke Mbak Erlin,”Mbak, kalau Mbak Erlin
diminta untuk menyebutkan Viody dalam tiga kata, kira-kira Mbak menyebut Viody
sebagai produk apa?”. Mbak Erlin menjawab,”Viody adalah syar’i, mewah dan
elegan”.
Salah satu upaya re-branding yang dilakukan Viody adalah dengan mengundang
para blogger di Surabaya untuk melakukan review produk Viody. Acara pertemuan
dengan para blogger itu sekaligus juga memperkenalkan website resmi Viody yang
dikemas dalam event “Launching Brand New Viody Fashion Syar’i. Launching yang
berlangsung di Fusion Steak and Hotplate di Cito Surabaya pada 17 Januari 2016
itu berlangsung meriah dan penuh keakraban. Para blogger Surabaya yang selama
ini hanya berkomunikasi lewat online, akhirnya bisa kopi darat dengan pimpinan
pasukan blogger terkenal asal Jawa Tengah, Fenny Ferawati.
Setelah puas mendengarkan penjelasan dari Mbak Erlin seputar Viody, para
blogger mendapatkan goody bag produk Viody dan bersama-sama mengunjungi outlet
Viody Lantai Ground Floor GS 35 No. 1 City of Tomorrwow. Alhamdulillah
senangnya jadi blogger.
Hari itu, Saya dapat banyak ilmu banyak sekali. Karena
selain blogger, Saya juga memproduksi produk busana muslim. Saya jadi tahu trik
reparasi bisnis langsung dari ahlinya, Mbak Erlin. Untuk kenal lebih dalam
dengan #viodyfashionsyar’i yuk like fanpage nya di http://facebook.com/viodyfashion
Good luck Viody, semoga selalu syar’i dan elegan.
Komentar
Posting Komentar