Hari Pertama di Tokyo: Menyambut Sakura, dan Cermin Ajaib di Harajuku

Matahari bahkan belum sempurna menyapa kota Tokyo ketika kami meninggalkan Hotel Sui Kanda pukul 6 pagi. Udara pagi begitu segar, menyelinap melalui jaket sambil membawa aroma khas musim semi yang menggoda pertanda bunga sakura mulai mekar. Hari pertama kami di Jepang dimulai dengan semangat yang tak bisa dibendung!. Padahal kami baru aja tiba di Narita jam 2 dini hari. Jam 5 pagi, kereta pertama menuju pusat Kota Tokyo langsung mengantar kami ke stasiun terdekat dengan Hotel Sui Kanda di wilayah Kanda. Oh ya, karena kemana-mana naik kereta, maka kami harus isi token IC Card dulu. Untuk pertama kali ngisi, kami deposit 1000 yen/orang. Nah, ini video kami menuju Stasiun Kanda

Setelah menitipkan koper di receptionist (karena belum waktunya checkin), kami langsung cus. Lihatlah betapa syahdu nya pagi hari ini. Disini, sepeda gak dikunci kok aman-aman aja ya guys...heheheh


Ini ada beberapa bidikan kameraku yang sayang kalo dibuang


Dan tujuan pertama kami adalah Taman Ueno, tempat sakura cantik mekar sempurna. Perjalanan dimulai dengan kereta menuju Ueno, salah satu destinasi favorit untuk menikmati sakura di tengah kota. Begitu melangkah ke Taman Ueno, rasanya seperti masuk ke dunia lukisan. 

Deretan pohon sakura membentuk kanopi merah muda yang menari ditiup angin. Kelopak-kelopak yang jatuh menciptakan efek hujan bunga menyihir siapa pun yang memandang.



Taman ini bukan hanya soal keindahan alam. Di dalamnya terdapat Museum Nasional Tokyo, Museum Sains Alam Jepang, dan bahkan kebun binatang Ueno yang terkenal dengan panda lucunya. Cocok untuk keluarga dan juga pencinta sejarah maupun seni. 






Musim sakura ini sayang kalo cuma sebentar di Taman Ueno. Karena daun-daun pohon yang berguguran pun, cakep banget kalau dijadikan teman berfoto, kayak gini..


Sekedar duduk menikmati pemandangan dan keindahan bunga sakura pun...Ueno selalu cantik.


Setelah puas di Taman Ueno, perjalanan kami lanjutkan lagi menuju destinasi selanjutnya yaitu salah satu Masjid terkenal di Tokyo yaitu Tokyo Camii. Dalam itinerary kami, kami selalu memasukkan lokasi masjid terdekat dan makanan halal sehingga kami tenang jalan-jalannya. Nah, karena ini hari jumat, makanya kami harus cepat-cepat menuju Masjid Tokyo Camii.

Tokyo Camii, atau dikenal juga sebagai Masjid Camii Tokyo, adalah masjid terbesar di Jepang yang terletak di Distrik Shibuya, Tokyo. Masjid ini dibangun pada tahun 1938 oleh komunitas Muslim Tatar dari Kazan, Rusia. Tahun 1986, masjid mengalami kerusakan parah dan dibangun kembali pada tahun 2000 dengan bantuan dari Pemerintah Turki dan arsitek Muharrem Hilmi Şenalp.  Makanya, gaya arsitektur masjid ini mengadopsi gaya Ottoman-Turki dengan kubah utama setinggi 23,25 meter dan menara setinggi 41,48 meter, serta dihiasi dengan marmer dan ornamen khas Turki. Karena sudah sangat mepet dengan jumatan dan jamaah mulai berdatangan, aku gak sempat motret. Tapi kalian bisa lihat youtube ku ini ya...


Untuk mengunjungi Tokyo Camii, kalian bisa naik kereta dari Stasiun Shinjuku menggunakan jalur Odakyu Line menuju Stasiun Yoyogi-Uehara. Setelah turun di Stasiun Yoyogi-Uehara, kalian jalan kaki sekitar 5 menit menuju masjid. Yuk lanjut lagi ke Tokyo Tower.

Tapi sebelum sampai ke Tokyo Tower, ada sebuah bangunan yang arsitekturnya cakep banget, namanya Azabudai Hills. Kompleks ini selesai dibangun pada tahun 2023 dan mencakup Mori JP Tower, yang saat ini menjadi gedung tertinggi di Jepang dengan tinggi 330 meter. Azabudai Hills dirancang sebagai "kota dalam kota" dengan perpaduan ruang hijau, residensial, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Di gedung inilah, aku menemukan toilet yang cakepppp banget. Lengkap, mewah dan super bersih.


Geser dikit kearah kiri, kita akan ketemu dengan Tokyo Tower. Dari jauh, menara ini sangat mencolok ya karena berwarna merah. So, kalian gampang banget menemukannya.


Lanjut cus, naik kereta lagi dan kami akan menuju Harajuku. 

Tokyu Plaza Omotesando Harajuku adalah tujuan kami. Dari luar mungkin tampak seperti mal biasa, tapi begitu menaiki eskalator dan melihat pintu masuknya yang dilapisi cermin segi banyak, wow—rasanya seperti masuk ke dimensi lain! Spot ini jadi incaran banyak turis untuk berfoto karena efek pantulan yang dramatis. 

Di dalamnya, kamu bisa menemukan butik-butik lokal dan internasional, juga rooftop garden yang asri. Tempat ini benar-benar pertemuan budaya pop dan estetika modern Tokyo. Minum kopi sambil lihat keindahan langit Tokyo dari sini, cakep banget. Masya Allah!

Malamnya, kami mampir ke Ginza, distrik belanja paling glamor di Tokyo. Toko-toko mewah berjajar, dari Uniqlo flagship store 12 lantai hingga butik Chanel dan Dior yang memanjakan mata. Tapi jangan khawatir, Ginza tak hanya soal kemewahan. Kami berkeliling menikmati lampu-lampu kota yang memesona sambil “window shopping” ala hemat.

Urusan makan? Kami mengandalkan Family Mart dan Lawson—minimarket yang menjual aneka makanan siap saji. Dari onigiri hingga ramen instan, semuanya terlihat menggoda. Tapi tentu kami harus selektif soal kehalalan. Baca label, cari logo halal, atau tanya staf yang ramah.

Sebelum pulang ke hotel, kami singgah di Don Quijote Ginza, surganya belanja oleh-oleh. Di sini, kamu bisa menemukan camilan unik, alat kecantikan, hingga mainan—semua dengan harga bersahabat. Jangan lupa borong kue dollar isi keju leleh yang sedang hits! Rasanya lumer, gurih, dan bikin nagih. Cocok buat oleh-oleh (kalau nggak habis dimakan sendiri duluan 😋).

Tokyo hari pertama begitu penuh warna dan cerita. Kalau kamu suka cerita ini, bantu share ya—dan tunggu kelanjutan petualanganku di Jepang di postingan selanjutnya! 🇯🇵✨ Sebagai penutup, ini nih versi visualnya di Youtube..





Komentar

Postingan Populer