Wisata ke Lembang??...Jangan Lupa Mampir Bosscha ya

Observatorium Boscha adalah peninggalan KAR Bosscha.Diterjemahkan dari wikipedia, Karel Albert Rudolf Bosscha adalah putra fisikawan Belanda terkenal Johannes Bosscha dan Paulina Emilia Kerkhoven. Setelah memperoleh pendidikan formal di bidang teknik di Politeknik Sekolah Delft, pada tahun 1887 keluar ke Hindia Belanda dan tinggal bersama pamannya saat bekerja di Perkebunan Sinagar dekat Cibadak (Jawa Barat) yang dimiliki oleh pamannya. Bekerja di perusahaan pamannya memberinya sedikit kepuasan, sehingga setelah enam bulan ia pergi ke Sambas (Kalimantan) untuk bergabung dengan kakak lelakinya John Bosscha, seorang ahli geologi. Selama waktu itu ia bekerja pada eksplorasi dan penambangan emas dengan saudaranya hingga kembali ke Sinager 1892, kali ini sebagai administratornya. Dia tinggal di Sinagar Estate sampai tahun 1895 dan pada tahun 1896 dia melakukan pengelolaan Estate Malabar dekat Pangalengan (Bandung) hingga kematiannya pada tahun 1928. Sampai tahun 2011 perkebunan Estate Malabar masih beroperasi di bawah manajemen perusahaan milik negara (PT Perkebunan Nusantara).Sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadinya. Dia tidak pernah menikah. KAR Bosscha lancar berbicara bahasa Melayu, Sunda dan Jawa serta bahasa Sunda. Selama pertemuan pertama Nederlandsch-Indische Sterrekundige Vereeniging (Masyarakat Astronomi Belanda-Hindia Belanda) pada 1920-an, disepakati bahwa sebuah observatorium diperlukan untuk mempelajari astronomi di Hindia Belanda. Dari semua lokasi di kepulauan Indonesia, perkebunan teh di Malabar, beberapa kilometer di utara Bandung di Jawa Barat dipilih. Letaknya di sisi utara berbukit kota dengan pemandangan langit yang tidak terhalang dan dengan akses dekat ke kota yang direncanakan menjadi ibu kota baru koloni Belanda, menggantikan Batavia (sekarang Jakarta). Observatorium ini dinamai setelah pemilik perkebunan teh Karel Albert Rudolf Bosscha, putra fisikawan Johannes Bosscha dan kekuatan utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Hindia Belanda, yang memberikan enam hektar hartanya untuk observatorium baru. Pembangunan observatorium dimulai pada tahun 1923 dan selesai pada tahun 1928. Sejak itu pengamatan terus menerus terhadap langit dilakukan. Publikasi internasional pertama dari Bosscha diterbitkan pada tahun 1922. Pengamatan dari Bosscha dihentikan selama Perang Dunia II dan setelah perang diperlukan rekonstruksi besar. Pada 17 Oktober 1951, Masyarakat Astronomi Belanda-Hindia Belanda menyerahkan operasi observatorium kepada pemerintah Indonesia. Pada tahun 1959 operasi observatorium diberikan kepada Institut Teknologi Bandung dan telah menjadi bagian integral dari penelitian dan pendidikan formal astronomi di Indonesia. Beberapa kali aku ke Bandung, gak pernah bisa masuk ke Bosscha di Lembang. Paling-paling aku dan keluarga cuma bisa foto di depan nya aja karena pasti kok ya timing nya gak pas...kebanyakan udah tutup. So..pas ke Bandung beberapa waktu lalu, aku sengaja berangkat pagi dari Hotel di Braga supaya bisa sampe di Boscha jam 11. Bosscha menetapkan aturan berkunjung. Untuk perorangan atau keluarga bisa datang kesana siang hari ya... langsung datang aja di hari Sabtu jam 9:00 sampe 13:00 WIB. Nah kalo kunjungan malam, reservasi dulu lewat telepon ya. Pembayaran dilakukan tunai di tempat saat datang berkunjung. Nah terus kalo datengnya rombongan sekolah atau instansi, pake surat resmi ya. Detailnya bisa diliat di situs https://bosscha.itb.ac.id/kunjungan/daftar/ Yeeee...akhirnya bisa masuk bosscha. Jalan menuju bosscha cukup sempit ya. jadi kalo kamu bawa mobil, hati-hati waktu berpapasan dengan mobil lain, gantian dan sabar ya.Masuk gerbang bosscha, kita disambut dengan keramahan petugas disana. Udaranya sejuk banget, hijau, dan terawat dengan baik.
Didalam observatorium bosscha, ada lima teleskop besar yaitu refraktor ganda Zeiss, teleskop Schmidt, refraktor Bamberg, The Cassegrain GOTO dan refraktor unitron. Refraktor ganda Zeiss digunakan untuk mengamati bintang biner visual, melakukan studi fotometrik pada binari gerhana, gambar kawah bulan, mengamati planet (Mars, Saturnus dan Jupiter) dan untuk mengamati detail komet dan benda berat lainnya. Teleskop ini memiliki dua lensa objektif dengan diameter masing-masing 60 cm (24 in) dan panjang fokus 10,7 m (35 kaki). Teleskop Schmidt yang dijuluki teleskop Bima Sakti digunakan untuk mempelajari struktur galaksi, spektrum bintang, studi asteroid, supernova, dan untuk memotret benda berat. Diameter lensa utama adalah 71,12 cm (28,00 in), lensa bi-cekung dan cembung yang mengoreksi adalah 50 cm (20 in) dengan panjang fokus 2,5 m (8,2 kaki). Teleskop ini juga dilengkapi dengan prisma spektral dengan sudut utama 6,10 derajat untuk spektra bintang, sensitivitas baji dan perekam film. Refraktor Bamberg digunakan untuk menentukan besarnya bintang, jarak bintang, dan studi fotometrik bintang gerhana, pencitraan matahari, dan lainnya. Refraktor ini dilengkapi dengan fotometer fotolistrik, diameter lensa 37 cm (15 in.) Dan panjang fokus 7 m (23 kaki) meter. The Cassegrain GOTO adalah hadiah dari pemerintah Jepang. Teleskop yang dikendalikan komputer ini dapat secara otomatis melihat objek dari basis data dan ini adalah teleskop digital pertama di Bosscha. Teleskop ini juga dilengkapi dengan fotometer dan spektrometer-spektograf. Refraktor Unitron digunakan untuk mengamati hilal, gerhana bulan, gerhana matahari dan fotografi bintik matahari, dan juga objek lainnya. Diameter lensa adalah 10,2 cm (4,0 in) dan panjang fokus 150 cm (59 in).
Jujur ya...karena aku sibuk foto-foto (maklum blogger..ehem), jadi aku gak tahu...ini teleskop apa. wkwkwkwkw dasarrr. Oh ya observatorium bosscha ini pas banget jadi objek wisata edukasi. Keponakanku, Aisyah dan Rasya antusias banget mendengarkan penjelasan guide soal bosscha.
Banyak juga foto-foto dan informasi tertulis yang memberikan penjelasan soal bosscha dan perbintangan. Bangunan dan peralatan disana masih terawat dengan baik, padahal usianya udah tuaaaaa banget.
Jadi, kalo ke Lembang ...jangan lupa ke Bosscha ya..pemandangannya dapet, pengetahuannya dapet. Sambil wisata, sambil belajar ya..jadi pulang liburan jadi makin pinter.. #wisatalembang #bosschalembang #wisataedukasi

Komentar

Postingan Populer