Labbaik Allahumma Labbaikk
Assalamualaikum.......
"Haji bukan masalah kemampuan yang selama ini diterjemahkan oleh manusia sebagai kemampuan batin bahkan lahir yang semata ukurannya hanya sehat fisik bahkan uang. Haji adalah permohonan kita kepada Allah yang maha memiliki kemampuan".
Alhamdulillah...setelah menunggu kurleb 7 tahun, dengan ridho Allah, akhirnya aku bisa berhaji, memenuhi rukun islam ke-lima ku. Semua keinginan kita, apapun itu, niat kita semuanya ditentukan oleh ridho Allah. Bila Allah ridho, apapun pasti terjadi. Dengan niat kuat, insha Allah semua permohonan baik kita, pasti dikabulkan.
Aku berangkat dari jakarta karena memang travelku dari jakarta. Perjalanan kurleb 10 jam ditempuh dari Jakarta ke Jeddah tanpa transit dengan saudia, maskapai Saudi Arabia. Harusnya rombongan kami take off jam 13.00 WIB tapi agak molor jadi kira-2 baru take off jam 2-an. Aku memutuskan untuk qodho dhuhur dan ashar sebelum naik pesawat dan beli makanan (ya Allah takut amat kelaparan)..
Dua kali kru pesawat menawarkan makanan. Dan karena mereka tahu kalau penumpangnya orang Indonesia semua, jadi beberapa percakapan sederhana, mereka bisa walau dengan Bahasa Indonesia yang aneh logatnya. Makanan minuman ditawarkan dalam Bahasa Indonesia...Nasi atau spageti?..bapak, ibu, nasi atau spageti?...iya lahhh aku tetap pilih nasi ...
Waktu pesawat ada diatas ketinggian diatas yalamlam, pilot menginformasikan bahwa disinilah kita bisa mengambil miqot, mengenakan ihrom dan berniat umroh. Loh kok niat umroh? iyaa..karena haji orang-orang Indonesia adalah hajji Tamattu, yang mendahulukan umroh baru hajji.
Tiba di Jeddah...Jeddah (Jidda, dalam bahasa Arab)artinya ibu. Alhamdulillah perjalanan lancar dan selamat, pesawat landing dengan mulus, smooth banget landingnya. Kami tiba di Jeddah malam hari sekitar jam 12 WIB atau jam 8 waktu saudi. Air mata dan rasa haru, syukur tak henti aku panjatkan. Sepanjang jalan aku istigfar, ampuni dosa-dosaku ya Allah, terimalah hajji ku. Seperti mimpi rasanya. Bertahun-tahun aku berharap dan sekarang doaku dikabulkan...
Butuh waktu agak lama untuk proses pengambilan bagasi dan pengaturan barang-barang bawaan dari mulai keluar pesawat sampai seluruh nya masuk ke bis yang akan mengantar kami ke apartemen di Mekkah. Sambil menunggu, aku sholat. Karena kami sudah mengenakan ihrom dan berniat umroh, maka kami dikenakan larangan ihrom.
Jujur, karena kantuk luar biasa, begitu masuk bis, aku langsung tidur, gak tahu ya berapa lama perjalanan dari Jeddah ke Mekkah, tiba-tiba sampai...
Apartemen transit kami lokasinya di Azizia Sisha ehmm...sepertinya dekat dengan Mina. Karena sudah larut, begitu tiba, kami semua langsung masuk kamar yang sudah ditentukan untuk beristirahat, mempersiapkan fisik untuk umroh esok hari.
di apartemen transit Alhamdulillah selama tinggal disini, kami semua merasa nyaman. Fasilitasnya bagus, bersih, makanannya juga enak. Sarapan, makan siang dan malam tersedia di lantai paling atas. Jadi kalau sarapan, aku pasti bawa ember cucian untuk dijemur di loteng atas. Kebetulan aku bawa tali rafia dan jepit jemuran sama gantungan baju, jadi aku bikin deh jemuran sederhana...alhamdulillah bisa dipake rama-rame sama teman jamaah lainnya. Nah nanti kalau jam makan siang...jemuran udah kering tuh jadi habis makan bisa diambil sekalian.
Balik lagi ke hari pertama ya..habis sarapan, kami berangkat ke Masjidil Haram by bis untuk umroh. Inilah saat pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Masjidil Haram...jangan tanya gimana perasaanku. campur aduk, tahuuuu...Ya Allah, ampunilah dosaku. Manusia hina seperti aku pun masih Kau terima di tanah sucimu ini. Aku maluuuu ya Allahhh
Dan seharian itu kami tuntaskan ibadah umroh kami...terimalah ibadah kami ya Allah..
Haji adalah (wukuf) Arafah...karenanya wukuf di Arafah adalah puncak rangkaian ibadah hajji. Berdoa dan melakukan ibadah fardhu dan sunnah kami lakukan sejak kami tiba di Arafah 9 Dzuhijjah pagi hari. Sore hari..menjelang terbenam matahari kami berdoa memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang kami lakukan, bertaubat. Ya Allah...gak henti airmata ini.
Luas bukit Arafah lebih dari 10 kilometer persegi dan terletak 10 kilometer dari Mina. Dari Arafah kami bergerak menuju Muzdalifah, tujuh kilometer dari Arafah setelah selesai melaksanakan Wukuf malam itu juga. Salat Maghrib dan Isya secara jamak dan qashar. Kemudian jemaah mengumpulkan kerikil untuk melempar jumrah di Mina esok harinya dan jemaah menetap di situ sampai hari berikutnya, 10 Dzulhijjah.
Pada hari kesepuluh Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha. Takbir bergema di Masjidil Haram. Kami melaksanakan ibadah sholat subuh dan mengikuti sholat ied di Masjidil Haram. Air mataku gak pernah berhenti, terima kasih ya Allah atas semua nikmat yang Kau berikan hingga terasa sampai kedalam relung hatiku.
Setelah seluruh rangkaian hajji selesai, kami pindah ke hotel di Mekkah. Alhamdulillah lokasinya tak jauh dari Masjidil Haram. Dari kamarku, pemandangan indah didepan mata. Ya Allah, begitu indahnya kebesaran-Mu.
Berat sekali rasanya meninggalkan Masjidil Haram, nangis dan nangis lagi waktu kami semua melakukan thawaf perpisahan. Ya Allah...mampukan kami sehingga kami bisa datang kesini lagi, berhajji lagi dan terimalah ibadah hajji kami, aaamiiinnn
Kami pun pindah ke Madinah..assalamualaika Ya Rasulullah> bila Masjidil Haram itu nan agung, maka Nabawi itu syahdu. Suasananya berbeda dengan Mekkah. Di Nabawi pengaturan jamaah laki-laki dan perempuan sangat ketat dan tegas.
Raudah menjadi tempat paling dituju di Masjid Nabawi. Mengutip sebuah hadis yang diwriwayatkan Abdullan bin Zaid al-Maziini RA, Nabi SAW bersabda, Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman surga. Di sini, Jamaah menunaikan sholat fardu maupun sunnah dilanjutkan munajat kepada Allah SWT akan dikabulkan segala doanya. Komplek raudah berada di bawah sebuah kubah berwarna hijau. Sekitar 200 tahun silam, tepatnya pada 1818, kubah ini dibangun di masa kejayaan kesultaan Otoman di bawah Sultan Mahmud II.Sang Sultan memerintahkan menggantikan kubah yang pernah dibuat dinasti Qa'itbay pada 1481. Hijau sengaja dipilih agar ruangan itu berbeda dari kubah di masjid Nabawi yang berwarna perak. Proses pembangunan kubah hijau ini selesai 19 tahun kemudian dan bertahan hingga saat ini. Di tahun 2007, pemerintah Saudi dikabarkan berupaya mengganti warna kubah menjadi perak, sama seperti kubah lainnya. Namun rencana itu mendapat penolakan dari warga Madinah (https://travel.dream.co.id/umroh/dalam-sujud-air-mata-menetes-di-taman-surga-raudah-1903235.html)
Ya Allah terimalah hajji kami, jadikan kami hajji yang mabrur...undanglah kami lagi ya Allah untuk berhajji bersama anak keturunan kami...aaamiiinn
Komentar
Posting Komentar